Sekaten dan Upacara Gerebeg Keraton Yogyakarta

Advertisement
Gerebeg (gerbeg atau grebeg berarti desakan/embusan tetapi anggerebeg berarti pengawalan terhadap seorang, pembesar yang penting, seorang raja atau seorang pengantin wanita; gerebegan menampakkan diri pada hari gerebeg untuk mengambil bagian di dalam pesta itu).

Sri Sultan di Yogyakarta dan Sri Sunan di Surakarta menampakkan diri di Sitinggil dikelilingi para pengikut pengikutnya (punggawa) yang berada di pagelaran untuk memberikan penghormatan kepada penguasa.
Upacara grebeg dilakukan tiga kali setiap tahun baik di Keraton Yogyakarta maupun Keraton Surakarta, yaitu pada hari kelahiran Nabi Muhammad SAW (Gerebeg Maulud tanggal 12 Mulud), hari Raya Idul Fitri (Gerebeg Pasa) pada tanggal 1 Syawal setelah umat Islam menjalankan puasa selama satu bulan dan hari Idul Adha/Kurban (Gerebeg Besar) pada tanggal 10 besar.
Perayaan Sekaten
Perayaan ini berbentuk pasar malam yang biasanya dimulai 1 atau 2 minggu sebelum upacara tradisional Sekaten yang dilangsungkan di alun-alun utara dengan beraneka ragam macam-macam jajanan, juga ada berbagai pertunjukan, permainan, dan pameran yang digelar untuk menghibur masyarakat. 

Gerebeg Maulud
Gerebeg Maulud adalah pesta yang diadakan untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW pada tanggal 12 Rabiul awal. Dalam memperingati hari kelahiran tersebut ada macam perayaan : (1) Keramaian Sekaten (pasar malam ), (2) Upacara Sekaten pada tanggal 5 sampai 11 Maulud, Gerebeg Maulud tanggal 12 Mulud.

0 Response to "Sekaten dan Upacara Gerebeg Keraton Yogyakarta"

Posting Komentar

wdcfawqafwef